BERITA UTAMALINTAS SULTENGLIPUTAN KHUSUSNASIONALPaluSigi

Haul Ke 46 Tahun Wafatnya KH. Mohammad Qasim Maragau, Gubernur Pesan Beliau Adalah Orang Tua Kita.

Bidiksulteng.com,sigi – Mengenang kepemimpinan tokoh ulama yang sangat berpengaruh, K.H.Mohammad Qasim Maragau.meskipun beliau telah meninggalkan kita selama 46 tahun, warisan yang ditinggalkannya masih sangat relevan dan penting untuk kita jaga bersama.

Bahwa beliau mengajarkan pentingnya toleransi dan saling menghormati antarumat beragama, serta menekankan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. melalui contoh hidupnya yang islami dan rahmatan lil alamin, dan menunjukkan bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan sesama, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau budaya.

“Mari kita bersama-sama teruskan semangat inklusivitas dan toleransi yang beliau tanamkan, sehingga kita dapat hidup dalam kedamaian dan saling menghormati, demi tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi kita semua”.Ajak Gubernur Sulteng H.Rusdy Mastura.saat menghadiri haul ke-46 wafatnya K.H. Mohammad Qasim Maragau,bertempat dilapangan S.P kota pulu.kec.dolo kabupaten sigi.pada minggu,(11/8/24).

Selain itu Rusdy Mastura menyapaikan peringatan haul ini sebagai momentum untuk merenungkan diri dan memperkuat komitmen kita untuk meneruskan perjuangan beliau.sehingga kita harus terus mengembangkan pendidikan dan dakwah yang mencerahkan, serta berkontribusi dalam pembangunan masyarakat yang adil dan sejahtera.

“Untuk itu marilah kita mendoakan Almarhum K.H. Mohammad Qasim Maragau agar diterima segala amal ibadahnya dan diampuni segala dosa-dosanya. semoga kita semua bisa meneladani akhlak dan perjuangannya dalam kehidupan sehari-hari.”ujar rusdy berpesan.

Sementara ketua yayasan kyai H.Mohammad Qasim Maragau atau yang mewakili keluarga besar maragau, Burhanuddin Maragau dalam laporanya menyapaiakan K.H. Mohammad Qasim Maragau yang lahir pada tanggal 2 desember 1918 M. di kota palu Sulawesi tengah dan wafat di manado Sulawesi Utara, beliau dimakamkan di kampong islam pada tahun 1979 M. beliau juga dianugrahi 12 orang anak yang masih hidup 7 orang dan yang wafat 5 orang.

Selain itu beliau juga adalah murid kecil Al Habib Idrus Bin Salim Al Jufri atau disebut Guru Tua, yang mana dititipkan seorang neneknya untuk menimbah ilmu masuk kelembah palu dan mengikuti sang Habib mendirikan perguruan islam yang bernama Al-Khairat. Beliau juga menjadi alumni pertama Al-khairat bersama Sayyed Abdurrahman Al Jufri.

Kemudian setelah tamat beliau di utus untuk menyebarkan Al-Khairat dikota manado dan sekitarnya,beliau juga berdakwah serta mendirikan membuka perguruan Al-Khairat diwilayah timur.di antaranya parigi, ampibabo, tinombo, sampai dengan wilayah ampana,dolo, biromaru,tuya,kulawi,wani,donggala dan daerah lainya.

Lebih lanjut beliau pada tahun 1960 menjadi kepala jawatan agama Sulawesi Utara,dan terbentuk pemerintahan Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 1964 beliau menjadi kepala jawatan urusan agama di Sulawesi Tengah,serta salah satu penggagas berdirinya IAIN unjung pandang di kota palu pada tahun 1966 yang sekarang di kenal dengan UIN Dato karama palu.

“semoga dengan melihat perjalanan karir dan tugas beliau yang begitu muliahnya,agar kiranya kita dapat belajar bersama dan mengambil nilai positif dan ilmu yang begitu besar dalam beragama,untuk menuju jalan kebaikan.”kata burhanuddin maragau.

Turut hadir kepala kanwil kementerian agama provinsi Sulawesi tengah,ketua dan pengurus Al-khairat,para kepala OPD kabupaten sigi,forkopimda kabupaten sigi tokoh adat,tokoh masyarakat,serta keluarga besar maragau dan masyarakat kabupaten sigi.(id)

Tinggalkan Balasan

Related Articles

Close